Thursday, December 25, 2014

Cerita Pagi Natal, Cerita Pagi Nakal; Aku, Temanku, dan Ibu Wina


25 Desember 2014.

Kantorku sepi dari kegiatan rutin harian.
Namun di pagi Natal ini, di hari libur Nasional ini, selain anggota security yang memang wajib masuk kerja, kamipun diwajibkan masuk kerja.

"Loh ko hari libur Nasional masih masuk kerja?"

Tanggal 25 di setiap bulannya adalah tanggal "sakral" di tempat kami bekerja. Maksudnya, karena tanggal 26 merupakan cut off date untuk semua urusan administratif, terlebih untuk urusan-urusan yang berkaitan dengan kekaryawanan, penggajian, penghitungan kehadiran, cuti, izin karyawan, dan lain-lain yang masih terkait.

Mau tak mau harus kami ikuti perintah atasan kami, dan karena kamipun peduli terhadap kesejahteraan karyawan/karyawati lain yang bekerja bersama kami disini.

Jadwal harian kami sebagai staff setiap harinya adalah jam 8 pagi sampai jam 4 sore. Namun, khusus untuk hari ini, kami masuk satu jam lebih pagi, jam 7.

Aku, seperti biasa, berangkat kerja dengan berpakaian ala wanita karir seperti biasanya, kemeja warna krem, dan rock medium warna cokelat tua. Namun, kemeja yang biasa aku pakai tergolong tipis, karena aku rasa biar lebih nyaman karena suhu ruangan terkadang terasa panas.

Ibu Wina adalah staff khusus administrasi dari Divisi HR (atau Personalia). Sebelumnya kami sudah biasa bekerja sama dalam pekerjaan harian kami. Ibu Wina memang sudah berkeluarga, namun beliau adalah istri kedua, mempunyai 2 anak yang masih tergolong ABG.  Meskipun demikian, Ibu Wina masih sangat terlihat segar, energik, dan mempunyai life style layaknya anak muda zaman sekarang. Smartphone miliknya pun tak ketinggalan zaman dibandingkan dengan yang menggunakan iPhone 6 dan sekelasnya.

Sesampainya di tempat kerja, aku langsung masuk ruangan kantorku. Lalu, aku berniat nyalakan komputer kerjaku.

Tak kusangka, disana Ibu Wina sudah terduduk Ibu Wina.

"Met pagi, Cantik!", sambut Ibu Wina.
"Pagi, Bu!", aku balas salamnya, sambil cipika-cipiki seperti sehari-hari yang kami lakukan.
Komputerku sudah menyala sejak sekitar 30 menit yang lalu, aku tahu karena ada notifikasi di komputerku yang menunjukkan "sejak kapan komputer hari ini dinyalakan".


Namun, yang lebih mengagetkan lagi, saat aku lihat log di komputerku, aku lihat ada orang yang mengakses folder pribadiku, di dalam folder itu lumayan banyak aku simpan hal-hal yang sangat sensual dan membangkitkan hasrat s*ksu*lku.

Aku tau, pasti Ibu Wina yang mengakses folder itu. Di samping meja kerjaku, Ibu Wina asik menggenggam dan memperhatikan "sesuatu" di layar smartphone miliknya. Lalu, Bu Wina melirikku setelah beliau sadar aku memperhatikannya. Bu Wina melirik dan dengan perasaan "determined" melihatku, dan memberikan isyarat bahwa dia tau aku suka dengan hal-hal yang beraroma s*ks, l*sbian, thr** some.

Ruangan yang sepi, dengan tatapan seperti itu dari Ibu Wina, aku jadi salah tingkah, bahkan sampai membuatku merasa gerah. Bahkan kemeja krem-ku pun seolah nampak transparan karena sedikit keringat yang keluar di area dadaku.

Bu Wina dengan tatapannya itu bukan mengancamku untuk dilaporkan ke atasan kami. Tapi, Bu Wina terlihat "bergairah kerja" pagi ini.

"Duduk sini, sayang!", tak biasanya Bu Wina memanggilku dengan kata-kata seperti itu.

Aku hampiri Bu Wina. Duduk di sebelahnya.

"Enak kali yah kalo kayak gini?", ucap Bu Wina sambil menunjukkan sebuah video yang ia mainkan di smartphonenya, yang ternyata video itu adalah video dari folder favoritku.

Aku semakin salah tingkah dan bercampur rasa gairah. Pelan-pelan, sambil tetap menyuguhkan video itu ke mataku, Bu Wina mengelus-elus kepalaku dan perasaan salah tingkahku berubah jadi perasaan yang "semakin gairah".

Bu Wina mungkin memang pintar dalam permainan s*ks, karena sudah dua kali mengalami nikah-cerai. Sekarang Bu Wina jadi istri yang kedua dan jarang "dikunjungi" oleh suaminya saat ini.

Pay*daranya yang besar, terlihat semakin....

-----this is not the end----------this is not the end----------this is not the end----------this is not the end-----